Selasa, 17 April 2012

Jangan Selingkuh

Bengkulu dingin bro..., barusan hujan deras banget.
aku kembali menulis, dengan sedikit airmata aku mulai bercerita. ceritanya begini kawan;
Seminggu yang lalu aku bertemu dengan sahabat lama, kebetulan lewat di depan rumah. sebut saja namanya Tio. orangnya pendek, pakai kacamata (rambut ekor kuda), dengan kemeja kotak-kotak (ngikut gaya mantan Walikota Solo), peranakan spesies Anoa dan Kera Spanyol,wajahnya bule-bule gimana gitu....
setelah saling bertanya kabar, dia pun bercerita panjang lebar mengenai banyak hal, tak terkecuali masalah cewek. masalah yang satu ini memang bikin galau, hati jadi risau, itulah yang di alami kawanku satu ini.
'cuy, gimana ya, mengembalikan kepercayaan Anissa?' ujar Tio. ooo, nama ceweknya Anissa, pikirku.
Masalah Tio menurutku terlalu tinggi, ini masalah hati.
'Emangnya yang buat Anissa nggak percaya sama kamu itu apa?' tanyaku pura-pura antusias.

sambil menghela napas Tio menjawab,' huhh..gini Cuy, dua bulan yang lalu, aku kenalan sama cewek, adik tingkat. namanya Kiki, orangnya asyik, ramah, belum punya cowok, tinggi, putih, bibir merah, gigi layar datar, yang bikin aku nggak nahan, itu, warna giginya Jingga-jingga gimana gitu..kalau di lihat dari gaya dan tingkahnya dia merespon banget buat aku jadikan pacar.'

'trus, apa hubungannya dengan Anissa?' tanyaku seakan-akan nggak paham. padahal aku tau dan cukup paham, bahwa pokok permasalahannya adalah Bahwa Anissa merasa di bohongi sama Tio (cowok sok cakep, sok ganteng, tapi nggak lincah menyimpan cewek simpanan).
'itu dia masalahnya cuy....Aku ketahuan lagi dekat sama Kiki. sekarang Anissa nggak mau lagi ketemu, aku telp nggak di angkat, sms nggak di balas.' jelas Tio dengan gigi berkaca-kaca.

'ooo,...Sungguh berat,' tambahku seolah-olah prihatin dengan nasib kawanku satu ini.

'Perasaanku sekarang galau banget Cuy, makan nggak kenyang, mandi nggak basah, kalau tidur nggak nyenyak, kepikiran trus, aku nyesal cuy!' Jelas Tio lagi.

'Sekarang gini aja, temui Anissa, jelaskan baik-baik, kalau Anissa ngajak putus, kamu jangan nangis. intinya, yakinkan hatinya. jika hatinya nggak yakin, maka yakinkan hatimu, bahwa kamu tidak Bermimpi.'
'maksudnya?' tanya Tio agak bingung (maklum namanya juga Tio, siswa Pentium 1 di Sekolah dulu).
'ya kamu harus siap, dengan segala resiko yang kamu buat. berani berbuat, berani bertanggung jawab. jika Anissa mutusin kamu dan nggak yakin dengan kamu, ya apa boleh buat, kamu, Anissa....End. ada saatnya juga seseorang yang kamu buat terluka dan pedih, suatu saat balik menyerang dan menikam kamu bertubi-tubi.'

Tadi pagi Tio nelpon, dia bilang kalau Anissa benar-benar mutusin dia. hati Anissa sudah membatu dan Tio kena batunya.


2 komentar:

Komentar
*tulis komentar anda
*pada pilih komentar sebagai: Name
*masukan nama anda....
*lanjutkan